Selasa, 16 Mei 2017

HARAP

     Aku paham betul sakitnya sebuah pengharapan dan dijadikan nomor ke sekian-sekian oleh seseorang yang kau nomor satukan. Aku teramat mengerti sedihya mencintai secara sembunyi-sembunyi kepada seseorang yang mencintai orang lain secara terang-terangan. Aku sangat mengenal betul arti sebuah kata tunggu saat seseorang yang ku cintai menaruh pengharapan besar pada hati selain aku. Aku akrab betul dengan ungkapan sabar tatkala seseorang yang kau kasihi mempermainkan kesabaranku.


      Aku gila, gila pada sorot matamu yang nyatanya tak lagi pernah menatap ke arahku. Bunuh saja, aku telah terbiasa dengan kematian yang tak mematikan ragaku. Hantam sejadi-jadinya jika itu menjadi suatu kebahagiaan untukmu. Iblis dikepalaku hanya akan berkata ; Aku mencintaimu yang membunuhku tanpa mengenal waktu. Terserah tentang luka-luka yang telah kau semai, tak peduli tentang untung rugi yang kini ku tuai. Sudahkah kau mengerti segala kegilaan cinta yang dilakukan oleh seseorang yang waras..? naiklah biang lala itu, aku kan tetap mencintaimu tanpa mengenal kata lelah.

Yang ku tau, bahagia itu sederhana, sesederhana menemukanmu dan mencintaimu. Namun rasa sakit tak pernah sederhana, sesederhana kau pergi dan menemukan kebahagiaan baru.

Namun kini perihal cinta mencintai, kau adalah kata yang kurangkai namun tak mampu tuk ku baca, puisi yang indah namun lirih tuk terngiang, bait-bait sajak yang termasyur namun hilang tertelan masa. Jika harus terungkap, mungkin kau tak paham tentang getir yang terpapar, memujamu hari-hari hanya tuk dihambakan, mencintaimu waktu ke waktu hanya tuk di asingkan. Kini esok dan seterusnya, cintaku berujud buram, tersimpan hanya untuk kau diamkan, bersemi hanya untuk merelakan.


Malang, 16 Mei 2017
M.S Yunus

Kamis, 11 Mei 2017

K.I.T.A

TENTANG KITA, YANG TAK LAGI BERSAMA





Sebelum hadir kata kenyamanan, pastikan itu cinta, bukan cuma penasaran belaka. Karena sering kita melihat hati-hati yang patah sebelum cinta benar-benar merekah. Semua itu berujung pada saling menyalahkan dan saling mencaci satu sama lain. Hingga akhirnya, tak pernah ada lagi saling sapa akibat kegagalan menanggapi rasa.

Jatuh cinta tak pernah bisa dikatakan biasa. Ada rindu yang selalu jatuh di terik sepi yang lupa berteduh. Ada bosan yang selalu tertolak di tiap angan yang begitu menginginkan. Serta, ada sakit yang tak akan pernah membekas di tiap hati yang selalu ikhlas.

Iya, maaf.

Kata sederhana yang selalu menjadi juara. Begitu mudah diberikan, begitu cepat dilupakan. Berikut semua penjelasan tanpa henti tentang berhenti menyakiti hingga janji setia sampai mati. Beserta pelukan hangat sehabis pertengkaran dan bisikan sayang yang begitu menenangkan. Kemudian, lupa akan luka. Hilang akan benci.


Perlahan.
Pun.
Berganti.

Lepas genggaman, cinta terbunuh pelan-pelan. Terutama, tentang kita. Sesederhana aku mencintaimu, serumit itu kau mencintainya. sesederhana aku ingin membahagiakanmu, serumit itu kau bahagia dengannya.

Kau, adalah nama dalam doa yang selalu kubicarakan dengan Tuhan. Sebelum akhirnya aku sadar, satu huruf terucap dariku pun tak pernah kau dengar. Namun ingat. Pada kehilanganmu aku berpesan JANGAN MENCARIKU! Tetapi tanyakan pada perasaan, adakah aku di masa depanmu?

Karena kita, adalah satu ragu yang mengumpul untuk saling menjauhi. Kita, adalah dua hati yang sudah enggan bertegur harap dalam janji. Kita, adalah tiga kata 'Aku Sayang Kamu' yang membisu dalam sepi.

Dan,

K.I.T.A,  adalah empat huruf yang tak bisa dipersatukan kembali.



Malang, 11 Mei 2017
karya ; Wira nagara
mewakili sedikit dari banyak kehilangan yang dirasa

HARAP

     Aku paham betul sakitnya sebuah pengharapan dan dijadikan nomor ke sekian-sekian oleh seseorang yang kau nomor satukan. Aku teramat m...